WANITA DAN PERSAHABATAN
Ini
kisah menceritakan para pemuda yang berstatus sebagai santri, mereka adalah
sahabat yang selalu kompak dan setia kawan. Pada suatu hari Restu jatuh cinta
pada seorang wanita yang bernama Dinda, dia sangat suka sekali pada si cewek
itu, akan tetapi Restu tidak berani mengungkapkannya.
Pada akhirnya teman-teman kamarnya curiga karena Restu sering ngelamun dan tersenyum sendiri, Restu pun bercerita karena dirayu oleh teman-temannya, namun tanpa disangka Abdul juga menyukai Dinda, ia pun marah ketika mendengar penjelasan Restu. Terjadilah permusuhan diantara mereka berdua dan akhirnya mereka memilih persahabatan daripada bermusuhan gara-gara wanita.
Tokoh-tokoh
Pemeran
utama : Fiqih Ismullah Azzuri sebagai
Restu
Pemeran
pembantu : Firmansyah Zaenuri
sebagai Abdul
Kevin
Nigel P. P sebagai Ades
Fauzan
Anditya Hafids sebagai Dodi
Nurrohmah
sebagai Dinda
Pemeran
figuran : Eko Nur Jayadi
sebagai Rio
Wirana A.
U. Y sebagai Adit
Narrator : Angga Oktyashari
Pada suatu hari dari dalam kamar
terdengar perbincangan yang diselangi canda tawa.
Rio : “Eh… tau nggak sekarang tanggal
berapa?”
Adit : “Ada apa kamu tanya-tanya tanggal? Emang
ada yang penting?”
Rio : “He he he … enggak ada apa-apa sih,
cuman uang jajan ku hampir nipis nih, malahan hampir ludes."
Abdul : “Sekarang tanggal 27 Agustus, makanya jadi
orang jangan boros dong, terus kalau udah gini kamu pasti mau pinjam uang ya
sama aku.”
Rio : “He he he … kok tau.”
Ades : “Yah … gimana nggak tahu, wong udah jadi
tradisi kamu kalau uangmu habis pasti pinjam ke Abdul.”
Rio : “Yah … kagak apa-apa, entarkan aku
ganti, lagian Abdul kan uangnya banyak.”
Adit : “Kalau Abdul itu kan anak juragan bawang
jadi santai aja…”
Abdul : “Ya makasih ocehannya.”
Dan beberapa hari kemudian di sekolahan…
Brukkkkkkk (Restu tidak sengaja menabrak seorang gadis yang ternyata adalah
Dinda)
Dinda : “Eh… kalau jalan lihat-lihat napa, nggak
punya mata ya!”
Restu pun hanya bengong melihat
Dinda marah padanya.
Dinda : “Hei… kok jadi bengong sih, emang ada yang
lucu ya.”
Restu : “O o o o, sorry ya aku enggak sengaja, a a
aku lagi buru-buru mau ke toilet, maaf ya… maaf ya…”
Dinda : “Makanya kalau jalan lihat-lihat napa, ya
udah aku maafin.”
Restu : “Eh… btw kamu anak baru ya? Kok aku baru
sekarang lihat kamu…”
Dinda : “Oh… aku anak baru di sini pindahan dari
SMANSA BANJAR.”
Restu : “Oh… kamu anak baru di sini, kenalin aku
Restu anak XII IPA 2.”
Dinda : “Aku kelas X, kak … maaf ya tadi
marah-marah.”
Restu : “Ya nggak apa-apa, oh ya nama kamu siapa?
Dinda : “Nama aku Dinda.”
Restu : “Nama yang cantik sesuai dengan orangnya.”
Dinda : “Yeah… biasa deh jangan lebay, dasar
KAMSEUPAY.”
Restu : “Kalau emang kenyataannya cantik gimana?”
Dinda : “Aduuh… udah dulu ya kak, nggak enak
dilihat anak-anak lain.”
Restu : “Ya udah… good luck ya…”
Dinda : “Assalamu’alaikum.”
Restu : “Wa’alaikumsalam.”
Dan mereka masuk kekelas
masing-masing hingga bel pulang bordering menandakan KBM telah selesai.
Dalam hati Restu mengatakan
“seandainya aku bias punya pacar seperti Dinda, alangkah indahnya dunia ini.”
Restu tidak menyadari ada dua pasang
mata yang sedang mengintipnya.
Dodi : “Eh, Des… Restu kenapa ya dari kemarin
dia jarang makan dan tersenyum sendiri?”
Ades : “Mungkin dia kerasukan jin kali.”
Dodi : “Hah jaman sekarang masih aja percaya
sama yang gituan, mungkin dia lagi jatuh cinta kali, tapi… masa sih orang
teater bias jatuh cinta?”
Ades : “Ya lah… kan orang teater juga manusia,
jadi biar nggak penasaran kita tanya aja yuuk.”
Dodi : “Duar… hayooo kenapa kok melamun sambil
senyum-senyum gitu?.”
Restu : “Ah… kamu ini kaget-kagetin aku aja, nggak
ada apa-apa kok.”
Ades : “MASAKSIH…”
Restu : “Iya… nggak ada apa-apa.”
Dodi : “Tapi kenapa kamu senyum-senyum sendiri
gitu? Lagi jatuh cinta yaa.”
Restu : “Kamuini pinter neliti orang, kalau iya
emang kenapa?”
Ades : “Ya nggak apa-apa, tapi raja teater
sekolah kita lagi jatuh cinta sama siapa ya, Dod?”
Dodi : “Sama siapa yaa…”
Restu : “Eh… kok jadi wawancara nih.”
Ades : “Restu… cerita napa sih sama kita,
barangkali kita bisa bantu.”
Restu : “Tapi janji ya jangan gosipin aku…”
Dodi : “Ya… kita janji nggak bakal gosipin kamu,
emang cewek yang kamu suka itu siapa sih?”
Restu : “Dinda itu loh anak baru di sekolah kita.”
Ades : “Ooh… anak pindahan itu.”
Restu : “Ya betul, tapi aku malu ngungkapinnya.”
Dodi : “MALU!!! Masa sih anak teater yang sudah
jadi juara nasional malu. Emang kamu bisa malu juga ya. Tu?”
Restu : “Yah.. kalau di panggung si gampang, tapi
kalau masalah hati buatku itu BERAAAT banget.”
Ades : “Ya sudah aku doain aja ya semoga sukses.”
Dan ketika malam hari di dalam kamar
Dodi : “Hei teman-teman pada tahu nggak? Ada
yang baru looh.”
Abdul : “Apa?”
Ades : “Si Raja teater sekolah kita lagi jatuh
cinta looh.”
Adit : “Wah… sama siapa tuh?”
Dodi : “Denger-denger sih… sama anak baru.”
Abdul : “Anak baru siapa?”
Ades : “Dinda itu loh.”
Abdul : “APA!!! DINDA??? (wajah Abdul berubah jadi
marah dan ia segera lari menghampiri Restu).
Abdul : “Eh.. kamu itu enggak tahu terima kasih ya,
udah aku baik-baikin malah ngambil orang yang aku sukai!!!”
Restu : “Loh emang kamu apanya dia??? (dengan nada
keras dan sedikit kasar)
Abdul : “Emang aku bukan siapa-siapa dia, tapikan
aku lebih dulu PDKT sama dia.”
Restu : “Terus mau kamu apa hah???” (dengan nada
tinggi sambil menunjuk-nunjuk wah Abdul)
Suasana semakin memanas, tanpa
banyak bicara Abdul menerkam pipi Restu, dan Restu pun menarik kerah baju
Abdul, tetapi perkelahian itu dapat dihentikan oleh teman-temannya dengan
dipisahkan.
Adit : “Lho kok jadi berantem sih, jangan cuma gara-gara
cewek persahabatan kita jadi hancur. Perempuan itu banyak bukan cuma Dinda,
inget kalian udah kelas XII seharusnya bisa belajar dewasa. Ya sudah ayo
berdamai. Dan lupakan perempuan itu, sekarang yang harus kalian ingat adalah
belajar, belajar dan belajar agar kalian lulus ujian nantinya.”
Pada akhirnya Restu dan Abdul pun
berdamai dan bersahabat kembali.
~THE
END~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar