SORA
Karya : Aprina Ika S.
“Sihir”, mungkinkah itu nyata? atau itu hanya
imajinasi manusia yang tidak puas dengan kehidupannya?, entahlah, jika sihir
itu ada, aku ingin memilikinya walau hanya sementara, haha...kau mulai
berkhayal lagi Sora, mana mungkin sihir itu ada, kau terlalu banyak menonton
film fantasi.
“baiklah...”, selalu seperti ini, kenapa selalu aku yang
diminta mengerjakan, apakah di kelas ini tidak ada orang lain? menyebalkan.
Sora,
adalah seorang gadis biasa, namun kepribadian dan kebiasaan uniknya yang
membuat gadis itu berbeda dengan gadis lain, Sora tidak tertarik dengan
pendidikan akademik, namun nilainya
diidang akademik tidak ada yang turun. Sora mampu membaca buku yang tebalnya
300 halaman dalam waktu kurang dari satu jam, dia juga mampu menghafal sesuatu dalam
waktu singkat, dengan kata lain Sora memiliki IQ yang cukup tinggi, selain itu
keramahan dan kerendahan hatinya membuat Sora mendapat banyak teman, bukankah
itu gambaran seorang gadis yang sempurna.
“hah.....akhirnya
istirahat juga...”, batin Sora, saat yang paling ia tunggu adalah saat bel
istirahat dan bel pulang berbunyi,
“Sora...ada
yang mencarimu...” kata Lian teman sekelas Sora.
“siapa?”
kata Sora.
“entahlah,
aku baru pertama kali bertemu dengannya, mungkin kakak kelas,dia menunggumu di
depan kelas” jelas Lian.
“baiklah,
terima kasih..”, siapa lagi kali ini. Akhir-akhir ini aku merasa aneh, setiap
kali aku pergi selalu diikuti oleh seseorang, namun anehnya dia tidak melakukan
apa-apa, bahkan saat aku pulang, dia hanya mengikutiku sampai rumah. Apa
mungkin dia memeng orang jahat?, entahlah, kalaupun dia orang jahat aku tidak
masalah, toh aku tinggal menghajarnya.
“apa
kau Park Sora?”, akhirnya aku bisa bertemu denganmu..Sora,
“ya?
dan kau?”, tanya Sora.
“perkenalkan,
aku Xi Luhan, kau bisa memanggilku Luhan” ucap Luhan dengan senyuman termanis
yang dia punya.
“ada
perlu apa kau mencariku?” kata Sora to the point.
“bisakah
kita berbicara di tempat yang nyaman?”. Luhan belum terbiasa dengan tempat yang
disebut sekolah, ia baru pertama kali mendapat tugas untuk membimbing anak sekolah.
“tidak
masalah, ayo..”, Sora mengajak Luhan ke taman belakang sekolah, tempat favorit
Sora.
“mulai
hari ini aku akan menjadi pelindung sekaligus pembimbingmu, jadi mohon kerja
samanya “, ucap Luhan sambil membungkukkan badan.
“pelindung?
pembimbing?apa maksudmu?”tanya Sora.
“aku
akan menjelaskannya nanti, sekarang lebih baik kau masuk kelas.”, kata Luhan.
Luhan
yakin dirinya bisa membimbing Sora, karena ia termasuk siswa terbaik di dunianya,
yaitu dunia para Lexo, Lexo adalah sebutan seseorang yang mempunyai kekuatan di
atas rata-rata, namun Luhan kurang yakin untuk melindungi Sora, mengingat
kemampuan bela dirinya yang tidak bisa dibilang baik, tetapi apapun yang
terjadi ia harus menjalankan tugas ini, karena tugas inilah yang menentukan
nasib Luhan dan dunianya.
‘Aku
tidak habis fikir, kenapa orang ini berbicara seperti itu, menjadi pelindung
dan pembimbing? mungkinkah paman Park yang mengirimnya? tapi untuk apa?, aku
rasa aku baik-baik saja, ya walaupun akhir-akhir ini memang ada seseorang yang
mengikutiku, lebih tepatnya menguntit, dan
sejauh ini nilai ku juga tidak ada yang bermasalah, lalu apa tujuan
orang ini?’, batin Sora, saat pulang sekolah, sedangkan Luhan berjalan di
sampingnya.
“aku
bukan orang kiriman pamanmu Sora”, ucap Luhan,
Sora mengerutkan
dahinya sambil menatap Luhan, ‘apa dia bisa membaca fikiran?hah mungkin hanya
kebetulan, ya pasti hanya kebetulan’, ucap Sora dalam hati. Sora menggelengkan
kepalanya berharap itu semua hanya kebetulan.
“aku memang bisa,
dan itu bukan sebuah kebetulan, jadi berhati-hatilah dalam berbicara kau
mengerti?” kata Luhan ,Sora menerjapkan matanya, menandakan bahwa ia terkejut
dengan perkataan Luhan.
“krrrruyyuuuuk~~~~”
“apa
kau lapar?”, tanya Luhan yang hanya di balas anggukan oleh sora.
“ayo kita makan disana”, ucap luhan sambil menunjuk kedai
makanan, entah kenapa Sora selalu meurut apa yang di katakan Luhan, padahal ia
baru mengenalnya tadi siang, mungkin
karena pribadi Luhan yang hangat, tidak seperti paman Park yang selalu
memaksanya untuk menuruti perintanya.
“Luhan...”, ucap Sora, ia masih belum mengerti apa maksud
dan tujuan Luhan menjadi pelindung dan pembimbingnya.
“ya?”,
‘pasti kau akan menanyakan maksudku menjadi pelindung dan pembimbingmu’, batin
Luhan. Luhan sudah terbiasa dengan pertanyaan seperti yang diajukan sora,
karena ia sudah berkali-kali membimbing seorang manusia biasa yang berpotensi
menjadi Lexo, dan membawa mereka ke Lexo Company, tempat diman para Lexo
tinggal.
“bolehkah
aku bertanya sesuatu?”, kata Sora.
“boleh,
tapi aku akan menjawabnya nanti saat kita tiba di apartement mu”, jawab Luhan,
yang dibalas dengan tatapan bingung oleh Sora.
“ke
apartement ku?kau mau apa di apartement ku?”, tanya Sora.
“bukankah
tadi sudah ku katakan, aku akn menjawabnya saat kita tiba di apartement mu, sekarang
selesaikan makananmu”, jelas Luhan, Sora yang penasaran akan penjelasan Luhan
langsung menghabiskan makanannya tanpa sisa.
“Sekarang
jelaskan padaku”, kata Sora setelah sampai di apartement.
“baiklah,
dengarkan baik-baik.”, ucap Luhan, Sora mengangguk, tanda bahwa ia mengerti.
“aku
ditugaskan melatihmu, supaya kau bisa menjadi seorang Lexo yang hebat, tugas
ini sangat sulit bagiku, mengingat bahwa kau sejak kecil sudah tinggal di dunia
manusia, tapi aku harus melakukan tugasku ini dan kau tidak bisa menolaknya,
karena kau telah menjadi yang terpilih. Kau akan menggantikan posisi yang
pernah ditempati oleh ayahmu dulu, posisi tertinggi di dunia Lexo”
“tunggu,
aku seorang Lexo?dan ayahku seorang pemimpin Lexo?”, potong Sora, sejak
kecil Sora memang tidak tau siapa orang
tuanya, sebenarnya sejak dua tahun yang lalu Sora ingin mencari keberadaan
mereka namun ia bingung harus memulai dari mana, ia sempat bertanya pada
pamannya Park Jungsoo, namun beliau hanya berkata bahwa suatu saat pasti akan
ada seseorang yang menemui Sora dan menjelaskan semuanya.
“ya,
dan kau adalah putri mahkota yang disembunyikan oleh raja, raja berpesan kepada
ayahku untuk menyembunyikanmu dari Key, adik ipar raja, lebih tepatnya pamanmu,
dan untuk ibumu, beliau meninggal satu minggu setelah melahirkanmu, sampai
sekarang belum diketahui apa penyebab kematian ratu.” jelas Luhan, tanpa Luhan
sadari Sora meneteskan air matanya. Sora merasa sedih sekaligus lega, sedih
karena ibunya yang bahkan ia sendiri belum pernah melihatnya telah tiada, dan
lega karena ia sudah mengetahui siapa orang tuanya, Sora segera menghapus air mata yang sempat
menetes itu.
“lalu
bagaimana dengan ayahku? apa beliau masih hidup?”, tanya Sora, ia sangat
berharap ayahnya masih hidup,. Setidaknya ia masih mempunyai orang tua walaupun
tidak sempurna.
“aku
belum tahu pasti, tapi kemungkinan besar beliau masih hidup, mungkin beliau
bersembunyi di suatu tempat, atau mungkin beliau sedang mencarimu, terakhir
kali aku mendengar dari ayahku bahwa raja sedang dalam perjalanan, tapi beliau
tidak menyebutkan tempat tujuannya.”
“kau
bilang aku disembunyikan dari pamanku yang bernama Key, sekarang dimana dia dan
kenapa aku harus disembunyikan darinya?”, entah kenapa Sora merasa bahwa orang
yang bernama Key inilah yang menjadikan keluarganya tidak utuh.
“saat
ini dialah yang menjadi raja di Lexo Company, tempat tinggal para Lexo, sebenarnya
pemimpin Lexo Company adalah seorang ratu, saat Ratu meninggal, suaminya lah
yang berhak untuk menggantikannya, namun jika suami ratu tidak hadir saat
penobatan, maka kerabat dekat ratu yang menggatikan, aku sudah bersusah payah
untuk bisa berada di posisi ini, hanya untuk menemukanmu, dan aku merasa raja
Key yang berada di balik semua ini. ”, jelas Luhan,
“jadi
itu alasanmu menemuiku tadi?”, tanya Sora, Luhan hanya bisa mengangguk memberi
jawaban pada Sora.
“aku
rasa kita harus memulai latihannya sekarang, “ kata Luhan.
“baiklah,
ayo kita lakukan.”, tegas Sora.
Sementara
itu di suatu ruangan, seorang pria paruh baya sedang berbicara dengan
pengawalnya, pria paruh baya itu memberi perintah untuk mengumpulkan pasukan
yang masih setia padanya,
“Tuan
apa anda yakin akan menyerang dalam waktu dekat ini?”, tanya salah satu
pengawalnya.
“ya,
anak itu sudah menemukannya, kita juga harus mempersiapkan semuannya, dan
pastikan tidak ada yang terlewati. aku tidak mau rencanaku gagal, ini semua aku
lakukan demi mereka, sudah cukup mereka menderita, kali ini mereka harus
medapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan.” jelas pria paruh baya.
“baiklah
tuan, kami akan mempersiapkan segalanya, sesuai permintaan tuan.” jawab salah
satu pengawal.
Tidak
terasa sudah dua bulan Sora menjalani pelatihan yang diberikan oleh Luhan, dan
ia sudah mengetahui apa kekuatannya, dari awal Sora memang anak yang istimewa,
ia tidak hanya mempunyai satu atau dua kekuatan seperti Lexo yang lain, Sora
mempunyai tujuh kekuatan, diantaranya telekinesis yaitu kekuatan untuk mengendalikan
benda-benda dengan kekuatan fikiran(mind power), teleportation yaitu kekuatan
untuk berpindah tempat, terrakinesis yaitu kemampuan fikiran untuk mengendalikan
unsur bumi seperti tanah dan bebatuan, aerokinesis yaitu kekuatan untuk
mengendalikan angin, pyrokinetis yaitu kekuatan fikiran untuk mengendalikan
api, hydrokinesis yaitu kekuatan untuk mengendalikan air, dan yang terakhir
adalah electrokinesis yaitu kekuatan untuk mengendalikan petir. Dengan ketujuh
kekuatan itu Luhan yakin Sora dapat mendapatkan apa yang saharusnya ia dapatkan
yaitu menjadi seorang pemimpin Lexo Company.
“Sora,..”
“ya?
ada apa?”, jawab Sora, Sora sangat berterima kasih kepada Luhan karena Luhanlah
ia mendapatkan tujuh kekuatan itu.
“sepertinya
kau sudah siap untuk menghadapi Raja Key, kemarin aku mendapat pesan dari
ayahku bahwa kau sudah memiliki pasukan untuk membantumu melawan Raja Key, dan
tugasku sudah selesai. Hari ini adalah hari terakhirku disini,”, tubuh Sora
menegang saat Luhan mengatakan bahwa hari ini adalah hari terakhirnya. Sora
menatap mata coklat Luhan.
“Luhan,
kau tidak tahu?”, tanya Sora.
“tahu
tentang apa?”, Luhan memang tidak tahu apa yang dimaksud oleh Sora.
“bukankah
kau bisa membaca fikiran?”, kata Sora, ia ingat dulu saat pertama kali bertemu
dengan Luhan, Luhan bisa membaca fikirannya.
“haha....aku
lupa belum memberitahumu, aku tidak bisa membaca fikiran seseorang yang sudah
memiliki kekuatan, apalagi kekuatanmu lebih besar dibandingkan denganku,
selamat atas kekuatanmu,” kata Luhan,
“kapan
kau akan kembali ke Lexo Company?”
“malam
ini, lebih tepatnya tangah malam nanti “, jawab Luhan, entah kenapa Luhan
merasa berat untuk meninggalkan Sora. Apakah Luhan menaruh perasaan kepada
Sora?, hanya dia yang tahu.
Sepertinya
aku telah jatuh di tanganmu, sayang sekali kau tidak bisa membaca fikiranku
lagi, kenapa kau harus kembali ke Lexo Company secepat itu?. Aku pasti akan
merindukanmu, Luhan, tunggu aku di sana, aku akan pergi ke tempat yang kau
sebutkan tadi, tunggu aku Luhan. Batin Sora setelah Luhan kembali ke Lexo
Company. Sebelum pergi Luhan memberikan sebuah alamat kepada Sora, Luhan
berpesan supaya Sora datang ke tempat tersebut, karena disanalah Sora akan
mendapatkan bantuan.
Keadaan
Lexo Company saat ini sangat memprihatinkan, keributan dimana-mana, sedangkan
Raja Key tidak peduli dengan keadaan tersebut, ia lebih mementingkan dirinya
sendiri, bahkan ia tega menjadikan putranya sebagai budak di kerajaan lain,
karena hutang Raja Key yang terlalu banyak.
Sementara
itu Sora sudah menemukan tempat yang dimaksud oleh Luhan. Ternyata kedatangan
Sora sudah dinantikan oleh sang pemilik rumah.
“Park
Sora, akhirnya kau datang, kami sudah lama menantikan kehadiranmu, terutama tuan
besar.” ucap pria putih tersebut, pria putih itu mempunyai wajah yang hampir
mirip dengan Luhan, dan itu membuat Sora teringat akan Luhan.
“Sehun,
jangan menahannya, persilahkan dia masuk tuan besar sudah menunggu” kata
seorang pria yang mempunyai kulit kecoklatan.
“baiklah,
Sora silakan masuk,”, kata Sehun. Dan Sora hanya menganggukkan kepalanya tanda
bahwa ia mengerti.
Sora
tidak menyangka bahwa yang di maksud tuan besar itu adalah ayah kandungnya, dan
ternyata beliau telah menyiapkan pasukan untuk menyerang Raja Key, yang telah
merebut posisi yang akan ditempati oleh Sora. Setelah melepas rindu dengan
ayahnya, Sora diperkenalkan dengan orang-orang yang akan membantunya,
termasuk kedua orang yang tadi
menyambutnya di depan. Setelah dirasa siap mereka langsung berangkat menuju
Lexo Company, tentu saja Raja Key tidak mengetahui serangan ini.
“baiklah,
sesuai rencana aku, Suho, dan Kai ke gerbang timur dan kalian ke gerbang utama
untuk mengalihkan perhatian, dan saat gerbang terbuka bawa semua pasukan masuk
untuk menyerang mengerti?” kata Sora
selaku pemimpin serangan.
Ternyata
rencana sora berhasil, gerbang utama telah terbuka dan semua prajurit Raja Key
fokus ke gerbang utama, sedangkan Sora dan yang lainnya menerobos masuk lewat
gerbang timur. Saat memasuki ruangan Raja Key, Sora sempat di hadang oleh
puluhan Lexo yang berada dibawah pengaruh Raja Key, beruntung Sora mempunyai
tujuh kekuatan yang telah diajarkan oleh Luhan, selain itu Sora juga mendapat
bantuan dari Suho, Kai dan yang lainnya. Saat Suho hendak membunuh Raja Key,
Sora menghentikannya, karena Sora menginginkan Raja Key mati di tangannya.
“kau
tidak mungkin membunuhku Sora, kau anak yang baik, kau tidak mungkin mau
mengotori tanganmu dengan membunuh orang sepertiku” ucap Raja Key, berniat
membuyarkan konsentrasi Sora.
“jangan
dengarkan dia Sora”, teriak Kai.
Sora
menatap Raja Key dingin, ia sudah menyiapkan belati petir yang akan merobek
jantung Raja Key, namun belum sempat Sora menancapkan belati tersebut, ada
sebuah anak panah yang melesat dan tertancap tepat di jantung Raja Key.
“benar,
tidak mungkin Sora mengotori tangannya untuk membunuh orang kotor sepertimu,
orang yang telah membunuh dan menjual keluarganya sendiri demi
kepentinganmu”,ucap seorang pria yang sangat Sora rindukan.
“Lu-Luhan?”,kata
Sora tergagap. Bersamaan dengan itu, Raja Key mati ditempat.
“
kau teah berhasil Sora, kau hebat”, kata Luhan bangga.
“Luhan,
terima kasih”, ucap Sora yang langsung memeluk Luhan. Luhan tersentak karena
perlakuan Sora, baru kali ini ia dipeluk seorang perempuan selain ibunya.
“sama-sama”,
kata Luhan yang langsung membalas pelukan Sora.
“hey,
jangan bermesraan di sini, kau tidak lihat, di sini masih ada anak yang dibaah
umur”, kata Suho sambil melirik ke Sehun. Luhan dan Sora refleks melepas
pelukan mereka
“kenapa
kau selalu mengataiku anak kecil?aku kan sudah besar”,jawab Sehun.
“karena
tingkahmu seperti anak kecil bodoh”. kata Kai.
“aku
bukan anak kecil” kata Sehun lantang dengan suara cemprengnya yang sontak
membuat semua orang yang berada di dalam ruangan itu tertawa.
Setelah
melewati semua ini aku mengerti, jika sesuatu itu memang bukan milik kita, kita
tidak akan bahagia, meskipun kita mendapatkannya, seperti yang dialami oleh
pamanku Key. Dan ternyata paman Park Sungjoo yang selama ini merawatku adalah
ayahnya Luhan, astaga ternyata dunia ini memang sempit.
Akhirnya
Sora dinobatkan menjadi Ratu Lexo Company, dan tentu saja Luhanlah yang menjadi
pendamping Sora sampai maut memisahkan mereka.
THE
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar